O.C.D
(OBSESSIVE COMPULSIVE DISORDER)
Hani seorang gadis cantik yang berusia 20 tahun merupakan seorang gadis yang sedikit pendiam. Ia tidak memiliki satupun teman dekat. Hal ini disebabkan karena Hani selalu saja menjaga jarak dengan teman-temannya. Ia anak yang begitu sensitif terhadap kebersihan. Sedikit saja ia terkena noda kotor maka berbagai Hal akan dilakukannya untuk menghilangkan noda tersebut. Bahkan ia akan membersihkannya secara berulang. Hal ini membuat teman-temannya sering menertawakannya.
Suatu Hari Hani sedang membaca buku diperpustakaan. Rambut gerai panjangnya terlihat begitu indah. Disaat dia sedang asyik membaca Stev (21 Tahun ) salah seorang mahasiswa yang cukup menjadi idola dikampus itu memperhatikannya. Stev ke perpustakaan dengan beberapa orang teman-temanya. Ia bertanya kepada temannya tentang Hani. Salah seorang temannya mengatakan bahwa lebih baik unntuk menjauhi Hani karena ia terlalu sensitif, Hani adalah gadis sok suci yang takut Kotor. Mendengar ucapan dari teman-temannya Stev menjadi lebih penasaran. Diam-diam Ia ikuti Hani sampai kerumahnya.
Keesokan harinya Ia mulai mendekati Hani, awalnya Hani tidak mau terlalu dekat dengan Stev karena ketakutan yang dihadapinya. Namun karena Stev adalah sosok yang rapi dan bersih akhirnya Hani mau berbicara dengannya. Hari-hari mereka mulai dekat. Hingga suatu ketika Stev mengajak Hany untuk pergi makan keluar. Hani menolak karena ia tidak bisa makan diluar. Ia menganggap makanan diluar itu tidaklah steril. Baginya lebih baik memasak sendiri dan makan sendiri. Mendengar hal itu Stev sedikit kaget namun Ia berusaha untuk menahan emosinya. Ia memberi Saran bagaimana jika Ia pergi makan bersama dirumah Hani. Karena Ia juga ingin merasakan masakan Hani. Awalnya Hani menolak karena ia tidak terbiasa makan bersama orang lain. Ia teringat akan peristiwa 5 tahun yang lalu ketika Ibunya meninggal karena keracunan minuman yang dibeli Ibunya diluar karena terkena kotoran tikus. Dan sejak itulah ia menjadi sensitif terhadap kebersihan. Namun karena bujuk rayu Stev akhirnya Hani mengizinkannya. Makan bersama mereka pun awalnya berjalan lancar. Namun disaat Stev hendak mengambil air jus yang terletak diatas meja tiba-tiba tanpa sengaja ia menumpahkan jus tersebut dan mengenai tangannya sendiri. Hani melihatnya dan Seketika itu juga Hani langsung berdiri dan merasa sedikit emosi kepada Stev.
Hani segera menuju kedapur rumahnya untuk mengambil kain lap untuk membersihkannya. Hani marah-marah tak jelas dengan menggunakan kata-kata kotor. Stev mengejar Hani dan tanpa sengaja Ia memegang tangan Hani. Ia berniat untuk minta Maaf. Akan tetapi bukannya menerima kata maaf Stev malahan langsung ditampar Hani. Hani merasa jijik dan kotor karena terkena tumpahan noda jus Stev. Hani menjadi tak terkendali. Ia terus marah dan segera mencuci tangannya dengan sabun beberapa kali kemudian me lap tangannya. Sementara Stev mulai muak melihat sifat Hani. Ia pergi tanpa berpamitan dengan Hani. Disisi lain Hani merasa masih kurang bersih sampai pada akhirnya Ia membahayakan dirinya. Ia terus menangis dan marah-marah tidak jelas. Ia mengambil sebuah gundar baru didalam lemarinya. Ia gosok-gosokan ditangannya dengan begitu keras. Hingga akhirnya tangannya mengeluarkan darah. Melihat darah tersebut Ia menjadi semakin jijik. Ia cuci darahnya namun darahnya terus mengalir. Hani kehilangan akal akhirnya Ia minum darahnya sendiri. Sedang sibuk mengurus noda jus yang terkena ditubuhnya adiknya Nofal ( 15 Tahun) pulang dari sekolah. Nofal begitu terkejut melihat kakaknya Ia segera menelvon dokter langganan kakaknya. Hingga akhirnya dokter tersebut datang dan memberi obat penenang kepada Hani.
Beberapa hari kemudian Hani kembali masuk kekampusnya. Dari kejauhan Stev memperhatikannya. Sedang asyik memperhatikannya salah seorang teman Stev yaitu Mario ( 21 Tahun) datang menghampirinya. Ia bertanya mengapa Stev memperhatikan Hani hanya dari jauh. Karena sepengetahuan Mario Stev dan Hani cukup dekat. Stev menceritakan apa yang terjadi dengannya dan Hani. Bukannya memberi solusi yang baik Mario malah memanaskan keadaan. Ia menertawai Stev “ Masak sih lo digituin sama cewek bro, rendah amat harga diri lho bro”. Stev pergi namun kata-kata Mario masih terngiang-ngiang dipikiran Stev. Diam-diam Ia merencakan untuk membunuh Hani. Ia ikuti langkah Hani menuju kerumahnya. Disebuah tempat yang sepi tannpa pikir panjang Stev langsung menculik dan mensekap Hani. Ia siksa Hani dipenyekapan dengan begitu kejam hingga akhirnya Hani meninggal. Stev tertawa, namun kemudian Ia melihat Hani disaat Ia melihat Hani ia tersadar dengan apa ia lakukan. Ia menyesal hingga akhirnya Ia pun bunuh diri.